'Kamu menendang seperti anak perempuan', omongan seperti itu mungkin pernah diucapkan jika laki-laki menendang bola dengan pelan. Kalimat ini mungkin ada benarnya, karena gaya menendang laki-laki dan perempuan berbeda.
Dalam gerakan menendang bola terdapat perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan, yaitu dalam hal kesejajaran lutut serta aktivasi otot. Hal ini berdasarkan laporan yang dipublikasikan dalam Journal of Bone and Joint Surgery bulan ini.
Data studi menunjukkan bahwa laki-laki mengaktifkan pangkal paha tertentu dan otot yang lebih banyak dibandingkan perempuan selama gerakan punggung kaki dan tendangan samping. Kondisi ini juga yang menyebabkan perempuan dua kali lebih mungkin mengalami cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) dibanding laki-laki.
"Dengan menganalisis gerakan secara rinci saat tendangan sepak bola berlangsung, maka kami bisa mengetahui beberapa perbedaan dalam hal jenis kelamin dan risiko cedera. Sehingga kami lebih memahami perbedaan antara atlet laki-laki dan perempuan," ujar ahli bedah ortopedi, Robert H. Brophy, MD dari Washington University School of Medicine di St. Louis, seperti dikutip dari ScienceDaily, Jumat (3/9/2010).
Dr Brophy dan rekan-rekan menganalisis 13 laki-laki dan 12 perempuan selama aksi menendangnya. Peneliti mengukur aktivasi dari tujuh otot (iliacus, gluteus maximus, gluteus medius, vastus lateralis, vastus medialis, hamstrings dan gastrocnemius) baik saat menendang dan menopang kaki. Serta dua otot tambahan (hip adductors dan tibialis anterior) pada saat kaki menendang
Peneliti menemukan bahwa laki-laki mengaktifkan hip flexor (berada di dalam pinggul) saat menendang dan hip abductors (berada di luar pinggul) untuk mendukung kaki lebih banyak dibandingkan perempuan. Perbedaan lainnya adalah:
- Pada saat menendang, laki-laki menghasilkan hampir empat kali lebih banyak hip flexor dibandingkan perempuan (123 persen pada laki-laki dan hanya 34 persen pada perempuan).
- Pada saat menopang kaki, laki-laki menghasilkan dua kali lebih banyak aktivasi gluteus medius dan vastus medialis dibandingkan perempuan (124 persen pada laki-laki dan 55 persen pada perempuan untuk gluteus medius serta 139 persen pada laki-laki dan 69 persen pada perempuan untuk vastus medialis).
"Aktivasi dari hip abductors bisa membantu melindungi pemain dari cedera. Karena perempuan memiliki aktivasi yang lebih sedikit, maka pinggul mereka cenderung kolaps atau runtuh selama menendang yang dapat meningkatkan beban pada sendi lutut dan berpotensi lebih besar untuk cedera," ungkapnya.
Karenanya Santa Monica Orthopedic and Sports Medicine Research Foundation dan didukung oleh American Academy of Orthopaedic Surgeons (AAOS) menuturkan pentingnya pemanasan yang berfokus pada peregangan, penguatan serta meningkatkan keseimbangan dan gerakan yang dilakukan saat latihan rutin. Hal ini untuk mencegah terjadi cedera.
No comments:
Post a Comment