Tinja Manusia Paling Banyak Mencemari Air Tanah
Source : health.detik.comDepok, Ada berbagai jenis polutan yang bisa mencemari air dan membuatnya tidak layak untuk diminum. Meski logam berat relatif lebih berbahaya, material organik yang berasal dari tinja tetap merupakan penyumbang polusi air yang paling besar.
"Feses (tinja) paling banyak mencemari air. Rata-rata manusia memproduksi feses antara 150 hingga 200 gram/hari," ungkap pakar kesehatan lingkungan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Sumengen Sutomo, MPH, DrPH, Senin (21/3/2011).
Ditemui dalam seminar "Pencemaran Air Minum: Dampak Kesehatan dan Solusinya" di kampus FKM UI Depok, Sumengen mengatakan tinja manusia mengandung berbagai kuman patogen atau penyebab penyakit.
Jenis kuman yang sering ditemukan dalam tiap gram feses antara lain sebagai berikut :
- Salmonella (1 juta kuman)
- Vibrio kolera (1 juta kuman)
- Virus poliomeylitis (1 juta kuman)
- Amoeba (10.000 kuman)
- Escherichia coli (1 miliar kuman)
Sementara itu pakar lainnya dari FKM UI, Dr Ir Setyo Sarwanto Mursidik mengatakan dalam 5 tahun terakhir 80-90 persen sumur di Jakarta tercemar Escherichia coli. Meski tidak terlalu berbahaya, keberadaan E.coli selalu dijadikan indikator bahwa air tersebut tercemar oleh tinja.
Air yang tercemar tinja manusia bisa memicu 2 jenis penyakit, yakni water-borne disease dan water-washed disease. Water-borne disease dipicu oleh air yang diminum misalnya diare, kolera dan disenteri, sementara water-washed disease dipicu oleh air untuk mandi misalnya infeksi kulit.
Meski lebih banyak, luas penyebaran polutan mikrobiologis umumnya lebih rendah dibandingkan polutan kimia. Jika polutan kimia bisa meresap hingga kedalaman 95 meter dan radius 9 meter, kuman-kuman dalam tinja hanya bisa meresap 4-11 meter dan radius 2 meter.
Karena itu pencegahannya juga lebih mudah, yakni dengan memastikan septic tank dan sumur terisolasi dengan baik. Jika sudah terisolasi, maka jarak septictank dengan sumur sudah tidak perlu menjadi masalah terutama di wilayah padat penduduk seperti di perkotaan.
Selain itu, pemanasan air minum dinilai sudah cukup efektif untuk membunuh polutan mikrobiologis. Es batu yang digunakan di warung-warung pinggir jalan seringkali masih tercemar E.coli karena berasal dari air mentah yang tidak dimasak sebelum dibekukan.
No comments:
Post a Comment